Asal Usul Simatupang

SIRAJA BATAK

Menurut buku Tarombo Borbor Marsada anak si Raja Batak ada tiga orang yaitu :
1. Guru Tatea Bulan
2. Raja Isumbaon
3. Toga Laut (tidak dikembangkan siap keturunannya)

GURU TATEABULAN

Toga Datu dan Ilontungan adalah nama lain dari Guru Tateabulan. Ketika dia belum berumah tangga dia diberi tulangnya (katanya orang siam) benda-benda pusaha yaitu hujur siringis, batu martaha dan cincin yang selalu cocok untuk semua jarinya. Selain itu tulangnya berpesan bahwa keturunan Guru Tateabulan nanti menjadi perantara menyampaikan persembahan ke Mulajadi Nabolon


Istri Guru Tateabulang bernama Sibasoburning, dari perkawinannya lahirlah 5 anak laki-laki, 3 perempuan dan satu waria. Kelima anak laki-laki itu adalah Raja Biak-biak, Tuan Sariburaja, Limbong Mulana, Sagala Raja, Silau Raja. Tiga anak perempuan itu bernama Siboru Pareme, Siboru Anting Sabungan, Siboru Biding Laur, sedangkan yang waria itu bernama Nan Tinjo. Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme disebut lahir kembar.


TUAN SARIBU RAJA

Perkawinan Tuan Saribu Raja dan Boru Sipareme dan Nai Mangiring Laut, ada dua versi. kedua versi ini menyangkut siapa yang duluan lahir. Siraja Lontung atau Si Raja Borbor. Sebab si Raja Lontung lahir dari Siboru Pareme dan Siraja Borbor dari Nai Mangiring Laut.

Versi pertama
mengatakan bahwa ketia Tuan Saribu Raja dan adik kandungnya beranjak dewasa, karena kembar dempit (marporhas) mereka melakukan  incest (perkawinan terlarang). Karena perbuatan itu Tuan Saribu Raja dimusuhi oleh adik-adiknya Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja dan diancam akan dibunuh. Siboru Pareme pun dibuang ke arah hutan  arah tenggara Sianjur Mula-mula, yaitu diatas sabulan sekarang. Sebelum Siboru Pareme dibuang, Tuan Saribu Raja membisikkan kepada Siboru Pareme agar membawa sekam (sobuon) dan menaburkannya sedikit demi sedikit di jalan yang ditempuh, supaya Tuan Saribu Raja dapat menyusulnya. 

Tuan Saribu Raja datang menyusulnya dan mendirikan pondok untuk tempat tinggal. Ketika Tuan Saribu Raja mendirikan pondok datanglah seekor harimau meraung-raung kesakitan karena ada tulang terselip di giginya. Tuan Saribu Raja menolong harimau tersebut dan terjadilah persahatan diantara mereka. Sejak saat itu harimau selalu datang membawa buruannya yang menjadi makan bagi Tuan Saribu Raja dan Siboru Pareme. Tak lama kemudian Siboru Pareme melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Si Raja Lontung.

Tuan Saribu Raja adalah orang yang tidak mau diam dalam suatu tempat, ketika dia hendak pergi jauh dan meninggalkan Siboru Pareme dan anaknya si Raja Lontung, dia berpesan kepada Harimau si Belang (Babiat Sibolang) dan kepada Kera (bodat simumbal-mumbal) agar Siboru Pareme dan Anaknya Si Raja Lontung selalu diantar makanan berupa daging buruan, buah-buahan dan madu. Sebuah cincin ditinggalkan kepada Siboru Pareme untuk diberikan kelak kepada SiRaja Lontung apabila sudah dewasa.

Dalam perjalannya Tuan Saribu Raja bertemu dengan keluarga mahluk halus (homang) dan dikediaman mahluk halus itu ada seorang gadis yang bernama Nai Mangiring Laut di sebuah kampung mahluk halus (homang), dan dikenalkan kepada Tuan Saribu Raja dan akhirnya Tuan Saribu Raja jatuh cinta dan menjadikannya istrinya. Mereka membuka kampung di luar Sianjur Mula-mula dan nama kampung itu disebut Parik Sabungan.

Versi Kedua 
dalam buku tarombo borbor marsada, Tuan Saribu Raja disebut terlebih dahulu mengawini Nai Mangiring Laut. Dikatakan bahwa Nai Mangiring Laut adalah Putri dari Dewa Balabulan yang banyak membawa barang-barang pauseang dari ayahnya Balabulan. Untuk penyimpanan barang-barang pusaka tersebut mereka membuat rumbi batu yang tidak dapat dibuka oleh siapapun  kecuali Tuan Saribu Raja dan Nai Mangiring Laut. Nama rumbi batu itu belakangan disebut Batu Hobon, yang sampai sekrang masih ada di Parik Sabungan berdekatan dengan Sianjur Mula-mula. 

Ketika Nai Mangiring Laut hamil tua, Siboru Pareme datang menggoda Tuan Saribu Raja, lalu terjadilah hal yang terlarang itu. mengikuti jalan cerita versi kedua ini, tentu si Raja Borborlah yang lahir duluan dari Si Raja Lontung. 


SI RAJA LONTUNG 

Setelah Si Raja Lontung lahir, ayahnya Tuan Saribu Raja pergi melanglang buana. SiRaja Lontung dan ibunya Siboru Pareme hidup dengan bantuan harimau dan kera simumbal-mumbal yang selalu membawa daging buruan, madu dan buah-buahan.

Setelah SiRaja Lontung dewasa, ia disuruh ibunya kawin. Dia disuruh pergi mencari jodoh kesuatu tempat, ibunya berpesan agar calon istrinya itu hendaklah sama persis seperti ibunya. SiRaja Lontung pergi menuju tempat yang ditunjuk ibunya. Dari jalan memintas ibunya Siboru Pareme berangkat juga menuju tempat yang sama. Lalu SiRaja Lontung bertemu dengan seorang wanita yang benar-benar mirip ibunya. maka SiRaja Lontung berpikir bahwa inilah wanita yang dipesankan ibunya dan menikahinya.

Pada mulanya SiRaja Lontung tidak mengetahui bahwa wanita yang diperistrinya adalah ibunya. Dan setelah SiRaja Lontung tahu bahwa wanita yang dinikahinya adalah ibunya sendiri, dia tidak dapat berbuat apa-apa sebab sudah terlanjur. 

Dari Perkawinan SiRaja Lontung dengan Siboru Pareme lahirlah 7 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Ketujuh anak itu adalah :
1. Toga Sinaga
2. Tuan Situmorang
3. Toga Pandiangan
4. Toga Nainggolan
5. Toga Simatupang
6. Toga Aritonang
7. Toga Siregar
8. Siboru Amak Pandan
9. Siboru Panggabean

Inilah cikal bakal sebutan “Lontung Sisia Sada Ina Pasia Boruna Sihombing-Simamora“.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Asal Usul Simatupang"

Post a Comment

hutasimatupang.org tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE